INTERNA
HEWAN KECIL
1.
Mekanisme
kerja Cotrimoxazole untuk koksidia
Cotrimoxazole
merupakan kombinasi antara Sulfametoksazol dengan Trimetoprim dengan
perbandingan 5:1 yaitu 400 mg
Sulfametoksazole dengan 80 g Trimetoprim.
Mekanisme
Cotrimoxazole:
Sulfametoksazol
: menghambat sintesis asam folat dan pertumbuhan mikroorganisme dengan
menghambat susunan asam dihidrofolat dari asam para aminobenz. Sulfametoksazole
merupakan preperat sulfa sintetik Mekanisme berspektrum luas yang merusak atau menghancurkan parasit tanpa menimbulkan
terhadap sel hospes dan membunuh atau meenghambat pertumbuhan mikroorganisme
lain.
Efektifitas
Sulfametoksazole tergantung pada:
1. Kadar
total obat dalam tubuh dan ikatan
dengan protein plasma dan yang
terkonjugasi.
2. Potensi
sulfonamida sendiri.
3. Keadaan
daya tahan tubuh penderita, daya tahan yang lemah dapat mengurangi efektifitas
sulfonamida .
4. Fakor
yang menghambat kerja obat.
Trimetoprim
: menghambat terjadinya reduktase asam dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat
yang se cara tidak langsung mengakibatkan penghambatat enzim pada siklus
pembentukan asam folat.
Cara
kerja Cotrimoxazole:
1. Menganggu
sumber metabolisme asam folat yang berperan penting dalam sistem co enzim
sel mikroorganisme
2. Mempengaruhi organ yang mensintesis protein
3. Mempengaruhi
atau menghambat pertumbuhan dinding sel mikoorganisme
4. Mempengaruhi
struktur membran sel mikroorganisme
Prinsip
Cotrimoxazole:
Mempertah
ankan obat yang lebih tinggi di tempat atau jaringan yang terinfeksi daripada
kadar efektif minimal obat untuk beberapa waktu sampai terjadi penyembuhan
secara klinis.
Farmakokonetik
Cotrimoxazole:
Absorbsi
melalui saluran pencernaan cepat dan lengkap dengan kadar puncak plasma dicapai
dalam waktu 4 jam untuk Sulfametoksazole dan 2 jam untuk Trimetoprim dengan
waktu paruh Sulfametoksazole 10 jam dan Trimetoprim 11 jam. Distribsi terjadi
dengan cepat ke seluruh sel jaringan termasuk sistem saraf pusat, saliva dan
empedu yang kadarnya cukup tinggi. Ekskresi terutama melalui urine dan perlu
perhatian akan kerusakan ginjal.
2.
Bagian
usus yang menyerap air.
Usus
besar atau kolon dalam anatomi
adalah bagian usus
antara usus buntu
dan rektum.
Fungsi utama organ
ini adalah menyerap air
dari feses.
Pada mamalia,
kolon
terdiri dari kolon menanjak (ascending), kolon melintang (transverse),
kolon menurun (descending), kolon sigmoid, dan rektum.
Fungsi
usus besar yaitu :
3.
Mekanisme
demam yang berhubungan dengan agen
Demam
merupakan sistem imun tubuh terhadap ancaman benda asing termasuk protozoa
penyebab koksidiosis. Bila ada benda asing maka akan menimbulkan inducer yang
bereaksi spesifik dengan produk reaktan.
Sistem
imun terdiri dari:
1. Sel
[ limfosit B dan limfosit T]
2. Organ
[ limfosit primer dan limfosit sekunder]
3. Molekul
[imunoglobulin , komplemen dan limfokin sitokin]
Limfosit
T merupakan imunitas seluler yang efektif terhadap infeksi yang bersifat intra
sel obligat atau intra fakultatif
termasuk protozoa penyebab koksidiosis.
Fungsi
sistem imun :
1. homeostatis
tubuh
2. pertahanan
tubuh terhadap infeksi / invasi parasit.
Kerja
:
·
membedakan komponen
tubuh (self) & (non self), sel tubuh modifikasi
·
bereaksi /
berespon adanya benda asing dan
menghancurkan.
Sel
fagosit
Fagositosis:
·
salah satu mekanisme
pertahanan pertama masuk dalm tubuh
·
mekanisme yang menonjol
dalam tubuh à vertebrata & invertebrata
Benda
asing yang masuk ke tubuh akan menghadapi proses :
Dampak
sel fagosit :
·
fagositosis
·
respon peradangan
·
respon imun
Yang
ketiganya bekerja sama secara berurutan , tergantung dari :
o agen
infeksi
o waktu
kerjanya
:
·
Berurutan , tapi bisa
saja Cuma sampai fagositosis, ex : benda asing
·
Ada pula yang sampai
respon peradangan à banyak sel fagosit di tempat kerja/organ yang ada benda asingnya
Semua
tergantung :
-
jenis benda asing
-
lama benda asing dalam
tubuh
by john pigay