Selasa, 07 Februari 2012


INTERNA HEWAN KECIL
1.     Mekanisme kerja Cotrimoxazole untuk koksidia
Cotrimoxazole merupakan kombinasi antara Sulfametoksazol dengan Trimetoprim dengan perbandingan 5:1  yaitu 400 mg Sulfametoksazole dengan 80 g Trimetoprim.
Mekanisme Cotrimoxazole:
Sulfametoksazol : menghambat sintesis asam folat dan pertumbuhan mikroorganisme dengan menghambat susunan asam dihidrofolat dari asam para aminobenz. Sulfametoksazole merupakan preperat sulfa sintetik Mekanisme berspektrum luas  yang merusak atau menghancurkan parasit tanpa menimbulkan terhadap sel hospes dan membunuh atau meenghambat pertumbuhan mikroorganisme lain.
Efektifitas Sulfametoksazole tergantung pada:
1.      Kadar total obat dalam tubuh dan  ikatan dengan  protein plasma dan yang terkonjugasi.
2.      Potensi sulfonamida sendiri.
3.      Keadaan daya tahan tubuh penderita, daya tahan yang lemah dapat mengurangi efektifitas sulfonamida .
4.      Fakor yang menghambat kerja obat.
Trimetoprim : menghambat terjadinya reduktase asam dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat yang se cara tidak langsung mengakibatkan penghambatat enzim pada siklus pembentukan asam folat.
Cara kerja Cotrimoxazole:
1.      Menganggu sumber metabolisme asam folat yang berperan penting dalam sistem co enzim sel  mikroorganisme
2.      Mempengaruhi  organ yang mensintesis protein
3.      Mempengaruhi atau menghambat pertumbuhan dinding sel mikoorganisme
4.      Mempengaruhi struktur membran sel mikroorganisme

Prinsip Cotrimoxazole:
Mempertah ankan obat yang lebih tinggi di tempat atau jaringan yang terinfeksi daripada kadar efektif minimal obat untuk beberapa waktu sampai terjadi penyembuhan secara klinis.
Farmakokonetik Cotrimoxazole:
Absorbsi melalui saluran pencernaan cepat dan lengkap dengan kadar puncak plasma dicapai dalam waktu 4 jam untuk Sulfametoksazole dan 2 jam untuk Trimetoprim dengan waktu paruh Sulfametoksazole 10 jam dan Trimetoprim 11 jam. Distribsi terjadi dengan cepat ke seluruh sel jaringan termasuk sistem saraf pusat, saliva dan empedu yang kadarnya cukup tinggi. Ekskresi terutama melalui urine dan perlu perhatian akan kerusakan ginjal.
2.     Bagian usus yang menyerap air.
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada mamalia, kolon terdiri dari kolon menanjak (ascending), kolon melintang (transverse), kolon menurun (descending), kolon sigmoid, dan rektum.
Fungsi usus besar yaitu :
-         menyimpan dan eliminasi sisa makanan,
-         menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, dengan cara menyerap air
-         mendegradasi bakteri.

3.     Mekanisme demam yang berhubungan dengan agen
Demam merupakan sistem imun tubuh terhadap ancaman benda asing termasuk protozoa penyebab koksidiosis. Bila ada benda asing maka akan menimbulkan inducer yang bereaksi spesifik dengan produk reaktan.
Sistem imun terdiri dari:
1.      Sel [ limfosit B dan limfosit T]
2.      Organ [ limfosit primer dan limfosit sekunder]
3.      Molekul [imunoglobulin , komplemen dan limfokin sitokin]
Limfosit T merupakan imunitas seluler yang efektif terhadap infeksi yang bersifat intra sel obligat  atau intra fakultatif termasuk protozoa penyebab koksidiosis.
Fungsi sistem imun :
1.      homeostatis tubuh
2.      pertahanan tubuh terhadap  infeksi / invasi parasit.
Kerja :
·        membedakan komponen tubuh (self) & (non self), sel tubuh modifikasi
·        bereaksi / berespon  adanya benda asing dan menghancurkan.
Sel fagosit
            Fagositosis:
·        salah satu mekanisme pertahanan pertama masuk dalm tubuh
·        mekanisme yang menonjol dalam tubuh à vertebrata & invertebrata
Benda asing  yang  masuk ke tubuh akan  menghadapi proses :
Dampak sel fagosit :
·        fagositosis
·        respon peradangan
·        respon imun
Yang ketiganya bekerja sama secara berurutan , tergantung dari :
o   agen infeksi
o   waktu
kerjanya :
·        Berurutan , tapi bisa saja Cuma sampai fagositosis, ex : benda asing
·        Ada pula yang sampai respon peradangan à banyak sel fagosit di     tempat kerja/organ yang ada benda asingnya
Semua tergantung :
-         jenis benda asing
-         lama benda asing dalam tubuh

by  john pigay

INTERNA HEWAN KECIL
1.     Mekanisme kerja Cotrimoxazole untuk koksidia
Cotrimoxazole merupakan kombinasi antara Sulfametoksazol dengan Trimetoprim dengan perbandingan 5:1  yaitu 400 mg Sulfametoksazole dengan 80 g Trimetoprim.
Mekanisme Cotrimoxazole:
Sulfametoksazol : menghambat sintesis asam folat dan pertumbuhan mikroorganisme dengan menghambat susunan asam dihidrofolat dari asam para aminobenz. Sulfametoksazole merupakan preperat sulfa sintetik Mekanisme berspektrum luas  yang merusak atau menghancurkan parasit tanpa menimbulkan terhadap sel hospes dan membunuh atau meenghambat pertumbuhan mikroorganisme lain.
Efektifitas Sulfametoksazole tergantung pada:
1.      Kadar total obat dalam tubuh dan  ikatan dengan  protein plasma dan yang terkonjugasi.
2.      Potensi sulfonamida sendiri.
3.      Keadaan daya tahan tubuh penderita, daya tahan yang lemah dapat mengurangi efektifitas sulfonamida .
4.      Fakor yang menghambat kerja obat.
Trimetoprim : menghambat terjadinya reduktase asam dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat yang se cara tidak langsung mengakibatkan penghambatat enzim pada siklus pembentukan asam folat.
Cara kerja Cotrimoxazole:
1.      Menganggu sumber metabolisme asam folat yang berperan penting dalam sistem co enzim sel  mikroorganisme
2.      Mempengaruhi  organ yang mensintesis protein
3.      Mempengaruhi atau menghambat pertumbuhan dinding sel mikoorganisme
4.      Mempengaruhi struktur membran sel mikroorganisme

Prinsip Cotrimoxazole:
Mempertah ankan obat yang lebih tinggi di tempat atau jaringan yang terinfeksi daripada kadar efektif minimal obat untuk beberapa waktu sampai terjadi penyembuhan secara klinis.
Farmakokonetik Cotrimoxazole:
Absorbsi melalui saluran pencernaan cepat dan lengkap dengan kadar puncak plasma dicapai dalam waktu 4 jam untuk Sulfametoksazole dan 2 jam untuk Trimetoprim dengan waktu paruh Sulfametoksazole 10 jam dan Trimetoprim 11 jam. Distribsi terjadi dengan cepat ke seluruh sel jaringan termasuk sistem saraf pusat, saliva dan empedu yang kadarnya cukup tinggi. Ekskresi terutama melalui urine dan perlu perhatian akan kerusakan ginjal.
2.     Bagian usus yang menyerap air.
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada mamalia, kolon terdiri dari kolon menanjak (ascending), kolon melintang (transverse), kolon menurun (descending), kolon sigmoid, dan rektum.
Fungsi usus besar yaitu :
-         menyimpan dan eliminasi sisa makanan,
-         menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, dengan cara menyerap air
-         mendegradasi bakteri.

3.     Mekanisme demam yang berhubungan dengan agen
Demam merupakan sistem imun tubuh terhadap ancaman benda asing termasuk protozoa penyebab koksidiosis. Bila ada benda asing maka akan menimbulkan inducer yang bereaksi spesifik dengan produk reaktan.
Sistem imun terdiri dari:
1.      Sel [ limfosit B dan limfosit T]
2.      Organ [ limfosit primer dan limfosit sekunder]
3.      Molekul [imunoglobulin , komplemen dan limfokin sitokin]
Limfosit T merupakan imunitas seluler yang efektif terhadap infeksi yang bersifat intra sel obligat  atau intra fakultatif termasuk protozoa penyebab koksidiosis.
Fungsi sistem imun :
1.      homeostatis tubuh
2.      pertahanan tubuh terhadap  infeksi / invasi parasit.
Kerja :
·        membedakan komponen tubuh (self) & (non self), sel tubuh modifikasi
·        bereaksi / berespon  adanya benda asing dan menghancurkan.
Sel fagosit
            Fagositosis:
·        salah satu mekanisme pertahanan pertama masuk dalm tubuh
·        mekanisme yang menonjol dalam tubuh à vertebrata & invertebrata
Benda asing  yang  masuk ke tubuh akan  menghadapi proses :
Dampak sel fagosit :
·        fagositosis
·        respon peradangan
·        respon imun
Yang ketiganya bekerja sama secara berurutan , tergantung dari :
o   agen infeksi
o   waktu
kerjanya :
·        Berurutan , tapi bisa saja Cuma sampai fagositosis, ex : benda asing
·        Ada pula yang sampai respon peradangan à banyak sel fagosit di     tempat kerja/organ yang ada benda asingnya
Semua tergantung :
-         jenis benda asing
-         lama benda asing dalam tubuh

by john pigay

Minggu, 05 Februari 2012

CACAR UNGGAS
1.1.Pengenalan
            Cacar unggas sata fowl pox adalah penyakitmenular yang disebabkan oleh virus.penyakit ini menyerang jenis unggas dari segala umur terutama ayam dankalkun. secara relative penyebarannya lambat. Penyakit ini dapat terjadi dalam bentuk kering dengan lesi padakulit gambar 1 a) dan dalam basah dan lesi difterik pada mulut,kerongkongan,(gambar 1 b) dan  esophagus.
 gambar 1

        gambar 1 a                          gambar 1 b

Hampir semua jenis unggas termasuk ayam dan kalkun rentan terhadap penyakit ini. Cacar unggas dapat di temukan pula pada beberapa jenis burung yang lain seperti puyuh, merpati dan itik. Penyakit pertama kali dilaporkan oleh Marks dan Sticker padatahun 1902.
2.Penularan
Penularan penyakit ini dapat terjadi Melalui udara, gigitan nyamuk yang terinfeksi atau mungkin tertelang nya keropeng penderita penyakit yang terkelupas.
Apabila terjadi pencemaran udara di kandang ayam,virus akan memasuki aliran darah melalui luka pada kulit dan setela hitu cacar unggas akan timbul. 
Walaupun penyakit terjadi secara lambat dan lama, namun dapat juga tersebar secara luas, akut dan hebat terutama bila penyebaran nyamelalui udara.
3.GejalahKlinis
Gejalah-gejalah pada unggas yang terserang oleh penyaki tini dapat terjada dalam tiga bentuk atau kombinasi dari ketiga bentuk,yaitu :
v  Lesikulitdidaerahkepala,ditempatrtakberbuluseperti kaki danpantat,
v  Lesidifteritikdidaerahmulutdan
v  Lesilubanghidung.
Gejalah-gejalah ini berlangsung antara umur ayam 3-4 minggu, bila terdapat komplikasi dapat berlansung lebih lama.
       Luka pada kulit akan terlihat seperti kutil didaerah kulit tanpabulu,kepala,kaki,pantat dan lain-lain.
Benjolankulit yang pertama terjadi di bagian gigitann yamuk. Lesi kecil yang berdekatan dengan bergabung menjadi lebih besar. ayam yang menjadi terganggu pertumbuhannya, dan kurus. Bilah terjadi padaayam yang sedang bertelur produksinya akan turun dan daya tetasn yapunmenurun. Angka kesakitan bervariasi antara beberapa ekor ayam sampai hamper  seluruh kelompok menjadi terserang.
4.PerubahanPascamati
Lesi kulit dengan bentukan kutil dan benjol kecil berwarna putih yang secara cepat membesar dan menjadi kekuning-kuningan, atau kelabu gelap. Setelah beberapa minggu menjadi meradang dan mendarah.
Pada bentuk difteritik lesi bersifat menonjol keatas dari permukaan selaput lender mulut dan kerongkongan. Luka membesar menjadi kekuning-kuningan,nokrotikdandifteritik. Peradangan dapat menjalar kemata dan kerongkongan.
5.Diagnosis
Diagnosis atas penampilan secara klinis dan sifat penyebarannya. Diagnosis lebih pasti dapat dilakukan dengan pengiriman potongan bagian tubuh yang terserang seperti jengger, pial, kulit atau selaput lendir keLaboratorium. Penyidikan Penyakit Hewan dan diawetkan dalam formalin 10%.Sebagian dari jaringan dapat dikirim dalam keadaan segar dingin untuk pengasingan virus.
6.Pencegahan Dan Pengobatan
Vaksinasi dengan virus cacar unggas hidup dapat menghentikan kejadian wabah. Pengobatan secara individu dapat pul dilakukan dengan mengolesi yodium pada luka cacar yang terjadi baik untuk tipe kulit maupun yang diftertik.
7.Penyebab
Penyakitcacarunggasinidisebabkanoleh virus
8.Kesimpulan
Cacar unggas atau  fowl pox adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini menyerang jenis unggas dari segalah umur terutama ayam dan kalkun. Penularan penyakit ini dapat terjadi melalui udara dan gigi tannya muk. Gejalah-gejalah pada unggas yang terserang oleh penyakit ini dapat terjadi dalam tiga bentuk kombinasi, yaitu: lesi kulit didaerah kepala, lesi difteritik di daerah mulut, dan lesi dilubang hidung. Pengobati dengan cara mengolesi yodium padaluka yang kena penyakit cacar unggas.
Cendrawasi.jpg


by john pigay