Kamis, 12 Januari 2012

PEMELIHARA AYAM KAMPUNG UMUR 2-6 MINGGU DI TAMAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS NEGERI PAPUA MANOKWARI 2011


Laporan Praktikum 
Manajemen Ternak Unggas





Nama    : John pigay
    Nim      : 2009-34-013






DIII Kesehatan Hewan
Fakultas Peternakan Perikanan Dan Ilmu Kelautan
Univesitas Negeri Papua
Manokwari
2011



I.  PENDAHULUHAN
A.      Later belakang ………………………………...……………………….….….     1

B.      Masalah…………………………………..………………………..….……….     2

C.      Tujuan……………………..……………………….…………………….……..     3

II.TINJAUAN PUSTAKA
A.      Performans ayam kampong ……………………………..........…………………….….…     4

B.      Pertabahan bobot badan……………………………………………………….……...…..     4

III.    BAHAN DAN METODE
A.       Waktu dan tempat …………………..………………………………..……..…   4
4
B.       Alat dan bahan ………………………………..………………………………    5
5
a.   Alat ………………………….………………………………………..…....    5
b.   Bahan …………………………………………………………………..….     5

C.         Metode praktikum ………………....…………….………………....….…….    6

D.         Pelaksanaan praktikum ……………………………………….……….……    6

E.          Variable pengamatan ……….…………………………………………….…     6

1.       Bobot badan mingguan (gr/ekor) ………………………….………….…     6

2.       Pertambahan bobot badan (gr/ekor) ………....………..…………….….     7

F.          Analisis data …………....………………………………………….……...…     7

IV.    HASIL DAN PEMBAHASAN
A.         Hasil
1.       Bobot badan mingguan (gr/ekor) ………….…………………....………     8

2.       Pertambaan bobot badan (gr/ekor)…………..………………………….     9

B.         Pembahasan 
1.       Bobot badan mingguan (gr/ekor) ………........………………….………     9

2.       Pertambahan bobot badan (gr/ekor) ……….………………….....……..   10

V.      KESIMPULAN DAN SARAN
1.             Kesimpulan ……....……………………………………………….…..…….   11

2.             Saran ………………………………………………………………......……   11

DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 
 

  
I.                   PENDAHULUHAN
A.   LATER BELAKANG

    Ayam  kampung merupakan ayam tradisional di Indonesia yang kehidupanya sudah lekat dengan manusia. Ayam kampung sudah menyatu dengan pola hidup agraris orang Indonesia sejak zaman dahulu kala. Karena zaman dahulu belom ada kota metropolitan seperti sekaran dan baru ada kampung-kampung sederhana maka jadilah ayam tradisional kita itu dinamakan ayam kampung.
Melihat peningkatan jumlah penduduk di manokwari saat ini semakin meningkat, hal itu perlu dihimbangi dengan peningkatan pangan,  terutama untuk mencukupi kebutuhan protein hewani.  Agar gizi hewani dapat terpenuhi,  Maka perlu adanya peningkatan produksi di bidang peternakan. Salah satu komoditi yang mempunyai potensi untuk dikembangkan adalah usaha budidaya ayam kampung di taman ternak FPPK UNIPA karena ayam kampug memiliki prospek pemasaran daging ayam kampung tidak terbatas didalam negeri saja, akan tetapi juga keluar negeri (ekpor). karena ayam kampung merupakan salah satu jenis unggas yang memiliki prospek yang sangat baik di kembangkan di papua lebih kususnya di manokwari,Hal ini merupakan suatuharapan yang baik untukdikembangkan di manokwari.
Kebutuhan terhadap ayam Kampung semakin meningkat selain untuk memenuhi kebutuhan protein hewani juga disebabkan karena kepercayaan masyarakat terhadap daging ayam kampung yang lebih alami dibandingkan dengan ayam jenis lainnya. Akan tetapi peningkatan kebutuhan terhadap ayam kampung ini tidak diimbangi dengan jumlah populasi ayam kampung pada masing-masing daerah di Indonesia. Kurangnya perhatian terhadap ayam kampung merupakan salah satu faktor penyebab populasi ayam kampung semakin menurun.
Jika dibandingkan dengan ternak lain, ayam kampung memiliki kelebihan yang cukup banyak, ayam kampung pemeliharaannya mudah atau sederhana dan biaya yang dikeluarkan murah. Selain itu ayam kampung mempunyai daya tahan tubuh yang tinggi terhadap penyakit jika dibandingkan dengan ayam ras. Pemasaran ayam kampung cukup mudah, masyarakat Indonesia rata-rata lebih menyukai daging ayam Kampung dibanding daging ayam ras, harga jual ayam Kampung lebih tinggi dari pada ayam ras begitu juga harga telurnya.
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari peternakan ayam kampung  adalah sebagai berikut.
-          Dapat diusahakan pada lahan yang tidak begitu luas.
-          Tidak memerlukan teknologi tinggi, cukup dengan pemeliharahan intensif
-          Daya tahan tubuh lebih kuat dibandingkan dengan ayam ras.

-          Daging lebih padat dan lebih enak.
-          Harga jual lebih tinggi dibandingkan ayam ras
-          Hemat tenaga kerja ( 1 orang  bisa mampu pelihara 2.000 ekor ayam kampung ).
-          Kotorang dan buluh dapat dimamfaatkan untuk ekonomi.
B.   MASALAH
Secara teknis ayam kampung sebenarnya relative lebih mudah diternakan karena saya adaftasiterhadap lingkungan yang sudah berlangsun sejak zaman dahulu.
Masalanya Hanya produktifitasnya yang rendah atau hasil berupa telur dan daging tidak banyak (per ekor tentunya ). Agar dalam peternak ayam kampung tidak terjadi suatu kekecewaan maka diperlukan pemahaman berikut:
-          Peternakan ayam kampung 2-5 minggu itu bergelut dengan ‘’alat produksi hidup “ sebagaiman usaha peternakan dan pertanian umumnya sehingga jangan samakan dengan alat produksi mati. Artinya, jangan samakan usaha peternakan ayam kampung ini dengan pabrik sepatu atau pabrik sabung misalya. Resikonya, kami sebagai orang peternakan harus paham (minimal)dan syukur bilah menguasai mengenai seluk beluk bisnis ayam.bila tidak, delegasikan wewenang  tersebut kepada mereka yang mampu seperti itu. Pokok pankalnya adalah yang diperdagangkan itu adalah “benda hidup dimana nyawa bukan kekuasaan kita. Dalam hal ini maksudnya adalah dalam  pemasaranya kita harus bener-benar bergelutdengan waktu, harga dan jalur pemasaran yang tepat. Bilah tidak tepat, ayam kampung akan menjadi bankai atau tidak munking disimpan di gudang menunggu hinga harga naik.
-          Sadarlah bahwa beternak ayam kampong dalam suatu bentuk peternakan macam ini memerlukan waktu pengembalian modal yang relative lambat. Kami harus mempunyai modal kerja yang memadai (untuk investasi dapat bertahap). Bagi ada yang membuka petertnakan ayam kampong, pertimbangkan  waktu pengembalian modal investasi tadi, sediakan modal kerja yang cukup, minimal untuk memadal untuk 3-4 tahun mendatang (tergantun skala usaha ). Bilah modalyang ada miliki terbatas, lakukan secara terbatas saja.
-          Untung dan ruginya peternakan ayam”bukan pada ayamnya, tetapi pada manusia yang mengelolah “tidakkeuntungan itu pada sfesipik ayam tertentu saja.
C.TUJUAN
1.       Untuk melihat/ mengetahui bobot badan mingguan (gr/ekor)
2.       Untuk melihat/ mengetahui Pertambaan bobot badan (gr/ekor)

II.   TINJAUAN PUSTAKA

A.    Performans Bobot Badan Ayam kampung     
      Performans berbagai jenis ayam ditinjau dari segi bobot badan nampak bahwa ayam kampung (ayam sayur), pertumbuhan yang diukur dari segi bobot badan lebih permingu meninkat dibandingkan pertumbuhan harian ayam kampung, terutam ayam umur 2-5 minggu. Pada umur 5 minggu ayam kampung baru mencapai satu ekor  mencapai 708 g, (keduanya belum memenuhi standar sebagai ayam potong), berturut- turut bahkan dengan komposisi pakan yang baik dan kondisi suhu agak dingin, ayam ayam kampung dapat mencapai bobot sekitar 0,95 kg/ekor. Variasi bobot badan dari berbagai ayam ayam kampung dapat dilihat pada tabel 3. Gambar berikut menunjukkan perbedaan performans ayam kampung umur 2-6 minggu, tampak lebih besar dibanding ayam kampung. Permintaan ayam kampung dari jenis ayam  di manokwari cukup tinggi (umur sekitar 2- 5 minggu).menunjukkan bahwa kebutuhan ayam potong ( ayam kampung) di Manokwari sekitar 10-20 ekor/hari yaitu : dirumah makan ayam goreng di manokwari sekitar 20 sampai 30 ekor/hari, ayam goreng di kota manokwari (50 ekor/hari). Pada umur tersebut ayam kampung, belom dijual belom mencapai umur untuk dijual (tergantung dari bobot badan, jarak desa dari ibukota kabupaten dan musim penjualan). Menjelang hari raya harganya bahkan lebih tinggi dari hari-hari penjualan biasa. Apabila ayam kampung jantan tersebut dipelihara sampai 6-7 bulan, harganya dapat mencapai Rp. 100.000 per ekor. Dengan demikian untuk memenuhi permintaan pasar akan kebutuhan ayam kampung, usaha ayam kampung sangat prospektif untuk dikembangkan.
     
B.Pertambahan bobot badan
     Bibit mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha peternakan. Bibit ayam kampung (DOC) dapat diperoleh dengan cara : dengan membeli DOC ayam kampung langsung dari pembibit, membeli telur tetas dan menetaskannya sendiri, atau membeli indukan untuk menghasilkan telur tetas kemudian ditetaskan sendiri baik secara alami atau dengan bantuan mesin penetas. Kami tidak akan menguraikan sisi negatip dan positif cara mendapatkan DOC ayam kampung karena akan memerlukan halaman yang panjang nantinya. Secara singkat DOC ayam kampung yang sehat dan baik mempunyai kriteria sebagai berikut :
-           dapat berdiri tegap,
-          sehat dan tidak cacat,
-           mata bersinar,
-          pusar terserap sempurna,
-          bulu bersih dan mengkilap.
-          tanggal menetas tidak lebih lambat atau cepat.

III.BAHAN DAN METODE
A.      waktu dan tempat
o   waktu pelaksanaan praktikum
waktu pelaksanaan  praktikum pertambahan bobot badan ayam kampung pada umur 2 -5 minggu telah dilaksanakan pada tanggal 04 afril 2011 sampai  dengan  23 mei 2011.
o   Tempat pelaksanaan praktikum
Tempat pelaksanaan  praktikum pertambahan bobot badan ayam kampung pada umur 2 -5 minggu dilaksanakan di taman ternak jurusan peternakan  Fakultas Peternakan Perikanan dan ilmu Kelautan  Universitas negeri papua.
B.   Alat dan Bahan
1.       Alat
Peralatan yang digunakan pada saat praktikum pertambahan bobot badan ayam kampung pada umur 2-5 minggu adalah :
No
NAMA ALAT
SPESIFIKASI
JUMLAH
SATUAN
MILIK
1.

2.
3.
4.

5.
6.
7.
8.
Q-WEIGH(tibangan bobot badan)
Tempat pakan
Tempat minum
Lampu
Tirai
Gembok
Sapu
Kabel
Chick guard (pagar pembatas)


3 Kg
3 Kg
3 liter

-
-
-
3 Meter
1 Meter
-
1

1
1
1

1
1
1
4
1
4
Buah

Buah
Buah
Buah

Buah
Buah
Buah
Buah
3 meter
1 meter
Taman ternak fppk unipa

Taman ternak fppk unipa
Taman ternak fppk unipa
Taman ternak fppk unipa

Taman ternak fppk unipa
Taman ternak fppk unipa
Taman ternak fppk unipa
Taman ternak fppk unipa
Taman ternak fppk unipa
Taman ternak fppk unipa


2.       Bahan-bahan yang digunakan pada saat praktikum pertambahan bobot badan ayam kampung pada umur 2 – 6 minggu adalah :
No
Nama bahan
spesifikasi
jumlah
Satuan
1.
2.
3.
4.
5.
-  pakan
Obot- obatan
Serbuk kayu
Ayam kampung

-
-
-
-
-
-
-
20
Zak
Bks
-
Ekor


C.Metode praktikum
        Metode praktikum yang di pakai adalah mengitung penambahan  bobot badan permingguan (gr/ekor)pada saat satu minggu lewat, setiap hari selasa dan mengitung bobot badan pake alat penimbangan bobot badan  yaitu : Q-WEIGH.
      DOC / umur 2 minggu dipisakan setelah dipisah dari induknya ditempatkan dalam kotak dos beralaskan sekam padi yang di campur sedikit kapur,atau buat kandan tersendiri  tanpa diberi bantuan induk buatan (Listrik lampu minyak) sedang sebagai sumber penghangat DOC akan memperoleh dari panas tubunya sendiri. Pada pemeliharaan ditahun kedua siklus reproduksi pertahunya diatur sebanyak 11 kali, dengan demikian diharapkan pada peningkatan dalam jumlah produksi (dagin atau telur ) selain itu pada pemeliharaan ini ada tambahan populasi ayam sebanyak 20 ekor pejantan dan betina. Untuk menghindarkan terjadinya “kanibalisme” oleh ayam yang lebih kuat, maka dibuat kandang baru. Dibut kandan minggu yang keenam, dengan demikian ada kenaikan dalam jumlah produksi dagin maupung telur tetapi sementara masi belom produksi (dagin atau telur )setelah 6 bulan kemudian baru bisa produksi (dagin maupung telur).
D.      Pelaksanaan praktikum
o    pelaksanaan praktikum
pelaksanaan  praktikum pertambahan bobot badan ayam kampung pada umur 2-5 minggu telah dilaksanakan pada tanggal 04 afril 2011 sampai  dengan  23 mei 2011.
E.   Pariabel pengamatan
1.      Bobot badan mingguan (gr/ekor)
-          Berapa bobot badan perminggu 2-5 minggu
Pada saat praktek pertambaan bobot badan (gr/ekor) umur 2-5 minggu penambahan bobot badan karna makanan yang dibutukan dari ayam kampung sangat baik dan efektif pada pemberian maka pertambahan bobot badan meninkat pariabel pengamatan yang kami pakai untuk melihat pertambahan bobot badan (gr/ekor) yaitu : timbangan nama alat timbangan tersebut adalah Q-WEIGH itu yang kami pake untuk pengamatan pertambahan bobot badan (gr/ekor).


2.       Pertambaan bobot badan (gr/ekor)
-          Bobot badan (BB) : diukur dengan menimbang bobot badan ayam umur 2-5 minggu
-          Ayam .
Kita ketahui bersama bahwa pakan mempunyai kontribusi sebesar 30% untuk menamba bobot badan  dalam keberhasilan suatu usaha peternakan salah satunya penambahan bobot badan umur 2-5 minggu. Pakan untuk ayam kampung pedaging umur 2-5 minnggu sebenarnya sangat fleksibel dan tidak serumit kalau kita beternak ayam kampung . Bahan pakan yang bisa diberikan antara lain : konsentrat, dedak, jagung, pakan alternatif seperti sisa dapur/warung, roti BS, mie instant remuk, bihun BS, dan lain sebagainya. Yang terpenting dalam menyusun atau memberikan ransum adalah kita tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampong umur 2-5 minggu untuk penambahan bobot badan ayam kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar 12% dan energi metabolis (EM) sebesar 2500 Kkal/kg.
Jumlah pakan yang diberikan sesuai tingkatan umur adalah sebagai berikut :
·                     19 gram/per hari sampai umur 2 minggu
·                     34 gram/per hari sampai umur 3 minggu
·                     47 gram/per hari sampai umur 4 minggu
·                     58 gram/per hari sampai umur 5 minggu
Sedangkan air diberikan secara ad libitum (tak terbatas) dan pada tahap-tahap awal pemeliharaan perlu dicampur dengan vitamin+antibiotika.
F. Analisis data
Analisa penambahan bobot badan (gr ekor)
   Untuk mengetahui berapa besar bobot badan perminggu yang harus diinvestasi dalam usaha pemeliharaan ayam kampung dan berapa jumlah keuntungan yang diperoleh, maka dibawah ini mencoba membuat perhitungan berdasarkan catatan mingguan berapa bobot mingguan tersebut.
   Kandang tersebut digunakan untuk memelihara 20 ekor ayam muda yang terdiri dari 20 ekor ayam betina dan jantan dengan umur rata-rata 2- 5 minggu Ayam-ayam tersebut di ambil di taman ternak Porsi pakan - gr /ekor/hari, pada bulan ke dua dan ke tiga porsi pakan di naikkan masing-masing sebesar - %dan - %.dan minggu ke empat kelima dan keenam juga porsi pakan harus dinaiki sebesar - % - % dan - % supaya penambahan bobot badan bisa maksimal dan bisa menamba bobot badan tersebut.
   Data yang terkumpul atau data yang kita pakai adalah data ekperimen untuk mengetauhi keragaman rata-rata dan standar umur ayam yang pelihara di taman ternak FPPK UNIPA.

IV  HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Hasil
1.       Bobot badang mingguan (gr/ekor)
Tabel data bobot badan mingguan ayam kampung pada umur 2 – 6 minggu /gr/ekor)
Data bobot badan mingguan (gr/ekor)
No
 ayam
Minggu pengamatan
II
III
IV
V
1.
68
98
166
410
2.
67
118
185
380
3.
42
64
130
312
4.
50
90
166
424
5.
60
116
196
530
6.
32
58
86
236
7.
40
70
112
306
8.
48
90
158
334
9.
60
112
180
2,20
10.
64
110
174
398
11.
68
140
226
458
12.
54
110
194
374
13
42
78
134
324
14.
58
120
196
394
15.
82
142
228
256
16.
70
70
130
302
17.
54
98
176
392
18.
36
60
96
334
19.
56
112
186
394
20.
54
92
150
276
Jumlah
1165
1948
3269
7054
Rata -rata
58,25
97,4
163,45
352,7


Rata-rata
2.       Penambahan bobot badan (gr/ekor)
Tabel 2 data pertambahan bobot badan ayam kampung pada umur 2-6 minggu (gr/ekor)
No
Minggu pengamatan
minggu
II
III
IV
V
Jumlah
1165
1948
3269
7054
Rata-rata
58,25
97,4
163,45
352,7

B.Pembahasan
1.       Bobot badan mingguan (gr/ekor)
      Keragaman ukuran tubuh hewan disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan. Ukuran tubuh ayam yang penting untuk diamati dan dapat dijadikan penentu karakteristik antara lain adalah bobot badan, panjang tarsometatarsus, panjang tibia, panjang femur, tinggi jengger, dan jarak tulang pubis untuk ayam betina.
      Hutt (1949) berpendapat bahwa ayam-ayam piara berasal dari lebih dari satu spesies ayam hutan, tetapi ayam hutan merah merupakan moyang sebagian besar ayam piara yang ada sekarang. Selanjutnya Suharno (1996) menyatakan bahwa nenek moyang ayam adalah ayam hutan (genus Gallus) yang terdiri dari Gallus gallus atau Gallus bankiva, Gallus sonnerati, Gallus lafayetti dan Gallus varius.
Ayam lokal Indonesia merupakan hasil domestikasi ayam hutan merah (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau (Gallus varius). Ayam hutan merah di Indonesia ada dua macam yaitu ayam hutan merah Sumatera (Gallus gallus gallus) dan ayam hutan merah Jawa (Gallus gallus javanicus). Hasil domestikasi ini secara umum disebut ayam buras. Ayam-ayam buras yang sekarang ini telah tersebar di berbagai wilayah Indonesia telah menjadi ayam-ayam buras dengan morfologi yang beraneka ragam (Mansjoer, Waluyo dan Priyono, 1993).
      Martojo (1992) dan Warwick, Astuti, dan Hardjosubroto (1995) menjelaskan bahwa sifat kuantitatif dipengaruhi oleh sejumlah besar pasang gen, yang masing-masing dapat berperan secara aditif, dominant dan epistatik dan bersama-sama dengan pengaruh lingkungan (non-genetik), dan tidak dapat dibedakan dengan jelas.
      Nozawa (1980) melaporkan bahwa keragaman ukuran tubuh hewan disebabkan oleh factor genetik dan lingkungan. Ukuran tubuh ayam kampung yang menentukan karakteristik antara lain :bobot badan, panjang bagian-bagian kaki (tarsometatarsus), jarak tulang pubis (tulang panggul) untuk ayam kampung betina, panjang tulang kering (tibia), panjang tulang paha (femur) dan tinggi jengger
      Rasyaf (1987) mengemukakan bahwa ada tiga sistem pemeliharaan ayam Kampung di Indonesia yaitu system ekstensif, semi intensif, dan intensif. Pemeliharaan secara intensif dilakukan dengan empat prinsif, yaitu kandang sehat, pakan teratur, vaksinasi berkala dan biosekuriti.
      Soedirdjoatmodjo (1984) menyatakan bahwa pemeliharaan ayam kampung di Indonesia sebagian besar dilakukan secara tradisional atau ekstensif, dimana ayam dibiarkan lepas berkeliaran di halaman, makan dengan memanfaatkan sisa dapur dan apa yang ada dipekarangan rumah serta diberikan dedak dan sedikit butiran, sehingga produksinya masih rendah.
2.  Pertambahan bobot badan (gr/ekor)
1.  Panjang Tarsometatarsus
Rata-rata panjang tarsometatarsus pada ayam Kampung jantan dan betina yaitu 87,21 ± 7,62 mm dan 67,77 ± 7,56 mm.
2. Panjang Tibia
Rata-rata panjang tibia pada ayam Kampung jantan dan betina yaitu 128,79 ± 11,12 mm dan 104,27 ± 9,44 mm.
3. Panjang Femur
Rata-rata panjang femur pada ayam Kampung jantan dan betina adalah 106,32 ± 10,63 mm dan 91,67 ± 7,56 mm.
4. Jarak Tulang Pubis
Rata-rata jarak tulang pubis pada ayam Kampung betina yaitu 43,37 ± 4,36 mm.
5. Bobot Badan
Rata-rata bobot badan pada ayam Kampung jantan dan betina yaitu 1,73 ± 0,35 Kg dan 1,25 ± 0,21 Kg.
6. Bobot Telur
Rata-rata bobot telur pada ayam Kampung betina adalah 35,56 ± 5,27 gr.
7. Panjang Sayap
Rata-rata panjang sayap pada ayam Kampung jantan dan betina yaitu 166,56 ± 14,69 mm dan 148,26 ± 14,26 mm..
8. Panjang Jari Ketiga
Rata-rata panjang jari ketiga pada ayam Kampung jantan dan betina yaitu 51,14 ± 3,76 mm dan 43,34 ± 4,32 mm.
9. Panjang Taji           
Rata-rata panjang taji pada ayam Kampung jantan yaitu 14,56 ± 8,02 mm.

VI.KESIMPULAN DAN SARAN
o   Kesimpulan
1.Karakteristik kuantitatif ayam Kampung jantan dan betina masih bervariasi
2.Keragaman sifat kuantitatif pada ayam Kampung jantan dan betina yang paling tinggi adalah panjang sayap.
3.  bobot badan setiap kali timban meninkat bobot besar maka itu perlu memelihara ayam kampung tersebut.
4.  melalui praktikum ini saya bisa memahami untuk penhitun bobot badan per mingguan.
5. Dari hasil praktikum ini dapat diketahui bahwa karakteristik kuantitatif  bobot ayam Kampung masih beragam terutama penambahan bobot badan perminggu. Pemeliaran ayam Kampung salah satunya dapat dilakukan dengan program seleksi.

o   Saran
-          perlu melengkapi sarana dan prasarana yang kurang di unit dalam melakukan peraktek manajemen ternak unggas di taman ternak fakultas peternakan perikanan dan ilmu kelautan Universitas Negeri Papua (UNIPA) manokwari.
-          Kalau bisa penggunaan waktu dalam praktek lebih banyak sehingga kita dapat memperoleh hasil yang lebih baik.
-          Kalau bisa, dalam pengamatan kami bisa terlibat langsung dalam melihat bobot badan perminggu  bagi anak ayam  umur 2-5 minggu yang kami amati.


DAFTAR PUSTAKA

üDr.Ir. M. rasyaf. M.S, 2001Jakarta kunci sukses beternak ayam kampung PT.penebar swadaya.
üIr.  Bambang  Cahyono,  ayam buras pedaging  PT. Trubus Agriwidya I- Ungaran 1997, II- Ungaran 1998.  
üWafiatiningsih, I, Sulistyono, dan RA Saptati. 1995. Performans dan Karakteristik Ayam Nunukan
ü  -   Data dikutip dari CV. Fauna Mulya Jaya (1996)          
-   Data dikutip dari Sujionohadi dan Setiawan (1997)
ü  Mansjoer, S.S., S.P. Waluyo dan S.N. Priyono. 1993. Perkembangan berbagai jenis ayam asli Indonesia. Fakultas Peternakan IPB, Bogor.
Lampiran
Tabel data bobot badan mingguan ayam kampung pada umur 2 – 5 minggu /gr/ekor) Data bobot badan mingguan (gr/ekor)

No ayam


Minggu
II
Minggu
III
Minggu
IV
Minggu
V

1.
68
98
166
410

2.
67
118
185
380

3.
42
64
130
312

4.
50
90
166
424

5.
60
116
196
530

6.
32
58
86
236

7.
40
70
112
306

8.
48
90
158
334

9.
60
112
180
2,20

10.
64
110
174
398

11.
68
140
226
458

12.
54
110
194
374

13
42
78
134
324

14.
58
120
196
394

15.
82
142
228
256

16.
70
70
130
302

17.
54
98
176
392

18.
36
60
96
334

19.
56
112
186
394

20.
54
92
150
276

Jumlah
1165
1948
3269
7054

Rata -rata
58,25
97,4
163,45
352,7

Rata-rata
Tabel 2 data pertambahan bobot badan ayam kampung pada umur 2-6 minggu (gr/ekor)
No
Minggu pengamatan
minggu
II
III
IV
V
Jumlah
1165
1948
3269
7054
Rata-rata
58,25
97,4
163,45
352,7

 By john pigay 09 fppk unipa.